" dokter , dia sakit apa ? " tanya seorang cowok hitam manis itu.
" maaf , anda siapa nya ? " dokter itu kembali bertanya.
" uh , saya adeknya kok dok. " jawab cowok itu tersenyum manis.
" ohhh , mari ikut saya. " kata dokter itu lagi.
Cowok
hitam manis yang mempunyai senyuman yang sangat teramat manis itu
mengikut dokter Resty ke ruangan dokter. Rasa deg-deg-an dirasakannya.
Penyakit apa yang telah diderita cewek cantik itu ? Hanya itu yang ada
dipikirannya. Rasa takut kehilangan sang kekasih. Rasa sedih melihat
kekasihnya itu derita.
" Gini ya dek, kakakmu mengalami kanker stadium terakhir. apa kamu tau itu ? " dokter Resty memberitahu cowok tersebut.
" ga dok, sejak kapan ? apa udah lama ? " jawab si Adden Elfarizy dengan air mata yang hampir membasahi wajahnya.
" kakakmu itu bernama Mustika bukan ? " tanya dokter.
" bener dok, gimana dokter bisa tau ? " Adden kaget lalu bertanya kembali.
"
Mustika sudah tau akan penyakitnya sejak stadium 3 tapi dia tidak mau
berobat. jadi selama ini kalian ga tau akan penyakitnya itu ? "
"
ohh ................ " hanya itu yang dapat Adden katakan. Sudah tidak
ada kata2 lagi yang dapat dia ungkapkan selain rasa kecewa yang
menghampirinya.
" kenapa Mustika ga kasih tau akuu ?! " Adden keluar dari ruangan dokter dan berlari menuju kamar Mustika dirawat.
Dia kecewa akan Mustika yang tidak memberitahu siapapun akan penyakitnya.
"
Tuhan ................ " Adden sudah tidak bisa menahan airmatanya.
Airmata yang sedari tadi bertahan di pelopak mata jatuh bercucuran (?)
"
Mustikaa ... lo jangan tinggalin gue Mus, jangan ...... gue mohonnnnnn
....... gue masih cinta ...... " sesampainya Adden dikamar Mustika dia
langsung menangis tak karuan karna rasa takut kehilangan Mustika tiba2
datang menghantui dirinya.
" Fad ... Fad .. Afaadd ... " Mustika bergumam.
" gue Adden bukan Afad. sadar lo Mus ..... hikss ... "
Dengan
keadaan kayak gini , masih sempatnya Mustika menyebut nama sang mantan.
Adden merasa nyesek seketika. Hanya "AFAD" yang ada difikirian Mustika
saat ini. Adden bingung harus ngapain. Menelfon AFAD atau biarkan saja.
" eh ada Adden ... kok kamu nangis den ? " tanya Mustika dia tersadar.
"
lo ya .. keadaan kayak gini masih aja nyebut nama AFAD. Enek gue denger
nama itu ! ngerti ga ? " Adden membentak Mustika. Dia tak sadar apa
yang sedang dia lakukan, karna dia kebawa emosi mendengar Mustika
menyebut nama AFAD.
Mustika memang masih mencintai Afad. Sangat
sangat. Dirinya menerima cinta Adden, hanya untuk menutupi dan
menghilangkan rasa cintanya terhadap Afad. Tapi, itu semua tidak
berhasil. Adden sadar, dirinya tak sesempurna Afad. Dia tidak dapat
mencintai Mustika sebagaimana Afad mencintai Mustika. Dia tau dia
bersalah karna tak dapat mencintai Mustika sepenuh hati. Karna dirinya
masih mencintai Endar. Rasa rindu terhadap Endar juga belum dapat dia
lupakan, sama seperti rasa sayang dan rindu Mustika terhadap Afad. Tapi
Adden bener2 mencintai Mustika walaupun cintanya dibagi dua. Hati Adden
sebagian di Endar, setengah lagi di Mustika.
Adden ingin sekali
mencintai Mustika dengan sepenuh hati. Adden ingin membuat Mustika
melupakan sang mantan. Tapi, dia tidak bisa. Rasa sayang Mustika terlalu
kuat. Sangat teramat kuat karna Mustika dan Afad sudah berpacaran lebih
dari dua tahun. Kini Endar pun, sudah berpacaran dengan Zal. Dengan
itu, Adden tau dirinya sulit untuk mendapat Endar kembali. Zal seorang
yang telah membuat Endar memutuskan dirinya. Zal seorang kapten basket,
ketua kelas, dia cakep pinter keren. Sedangkan Adden ? Adden hanya
berfikiran kalo dirinya hanya seorang yang lemah, cengeng dan tak
setampan cowok2 lain. Maka dari itu, dia menembak Mustika. Berharap dari
situ, Mustika dapat menerima dirinya apa adanya. Tapi, dia salah.
Mustika belum dapat melupakan masa lalunya bersama Afad.
" maaf
Adden ... aku minta maaf ... maafin akuu ... hiks ! " tanpa disedari
Mustika menangis tersedu2 (?) sambil meminta maaf kepada kekasihnya
itu.
Adden merasa bersalah. Tidak sepantasnya dia membentak
Mustika karna rasa emosi yang menghampirinya. "maafin gue Mus, gue
kebawa emosi. Jangan nangis sayang .. maafin gue"
" aku salah
udah menyebut nama Afad tadi. maafin aku ... " Mustika masih meminta
maaf. Dia juga merasa bersalah sudah menyebut nama yang salah ketika
sadar tadi.
Adden menyium kening Mustika lalu menghapus airmata Mustika. " sudahlah, gapapa ... " sambung Adden.
Mustika tersenyum manis lalu bertanya, " Den, kamu belum jawab aku tadi .. kenapa kamu nangis ? "
" ga say , aku cuma kangen kamu ajaa ... " Adden berbohong.
" hihi kamu lucu , aku kan ada disini ... "
" aku takut .. takut kehilangan kamu cantik .. "
"
Adden Elfarizy, aku gapapa. Cuma kecapean. Jangan khawatir, aku ga akan
tinggalin kamu .. aku sayang kamuu … " Mustika coba menenangkan Adden.
Adden tau Mustika berbohong hanya untuk membuat dia bahagia.
"
Mus, aku ga suka kalo kamu bohong .... kamu harus, wajib mengikuti
treatment di rumah sakit ini .. aku belum siap kamu ninggalin aku .. "
" aku ga mau Den ! gamau ! " Mustika bersikap kepala batu.
Dia
enggan mengikuti perintah Adden. Adden belum siap kehilangan Mustika,
karna itu dia mencoba membujuk Mustika. Dia belum rela jika Mustika
harus meninggalkannya. Walaupun masih ada kesempatan kalo Endar putus,
tapi rasa sayang dia ke Mustika takkan pudar begitu saja karna Adden
sudah mencintai Mustika dengan hatinya yang paling dalam.
" Den, kapan aku bisa pulang? sekarang boleh kan? " sambung Mustika.
" uhhh ..... iya boleh. tapi inget ya say, kamu wajib ikut perobatan .. jangan bikin aku kayak ginii ... harus say ... "
" Say, jumpa di taman ntar malam jam 8.15. " Mustika coba merubah topik perbualan Adden.
" hmmm .. yaudah deh sipp say " Adden tersenyum.
Adden pun membawa Mustika pulang.
***
Malam pun tiba . Waktu berjalan begitu cepat.
Adden
bersiap2 untuk ketemu dengan Mustika di taman. Dia tidak tau maksud
Mustika apa dengan mengajak dia ketemuan di taman malam2. Tanpa berfikir
banyak, Adden pun langsung memakai jaket dan jeans. Malam itu rada
sejuk. Dan Adden juga tidak mau berpakaian terlalu formal jadi dia hanya
berpakaian biasa. Tanpa disedari, jam sudah menunjukkan sekitar 8
malam. Debo pun bergegas keluar dari rumah takut terlambat.
***
Embun di pagi buta
menebarkan bau asa
detik demi detik ku hitung
inikah saat ku pergi
Oh Tuhan ku cinta dia
berikanlah aku hidup
takkan ku sakiti dia
hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah untuk mencintai
aku tak mudah mengaku ku cinta
aku tak mudah mengatakan
aku jatuh cinta
Senandungku hanya untuk cinta
tirakatku hanya untuk engkau
tiada dusta sumpah ku cinta
sampai ku menutup mata
cintaku sampai ku menutup mata
Oh Tuhan ku cinta dia
berikanlah aku hidup
takkan ku sakiti dia
hukum aku bila terjadi
Aku tak mudah untuk mencintai
aku tak mudah mengaku ku cinta
aku tak mudah mengatakan
aku jatuh cinta
Senandungku hanya untuk cinta
tirakatku hanya untuk engkau
tiada dusta sumpah ku cinta
sampaiku menutup mata
cintaku sampai ku menutup mata
Terdengar
suara merdu yang sedang bernyanyi. Melayang Adden dibuat oleh suara
merdu itu. Adden mencari sumber dari suara merdu itu sesampainya dia di
taman. Ternampak seorang cewek cantik dengan dress merah berambut rada
panjang sedang duduk dibangku di taman tersebut. Adden menghampiri cewek
itu.
" Mustika .... "
" eh udah sampai kamu Den. "
Adden
tau akan maksud lagu itu. Sangat dalam. Entah lagu itu tertuju pada
Afad ataupun dirinya tapi dia tau dibalik lagu itu ada maksud tertentu.
" lagunya .. eh, suaramu merdu bangeeeeet ..... " sambung Adden.
" thanks dear ! " Mustika berterima kasih dan langsung memeluk Adden.
Adden kebingungan dengan pelukan Mustika yang tiba2.
" say , ada apaa ? kok kamu aneh ginii ? " Adden memeluk Mustika kembali.
Pelukan Mustika semakit erat.
"
Adden, aku cinta kamu. Cinta banget. maafkan kesalahanku selama ini.
Maafin aku jika aku selalu menyebut nama Afad didepan kamu. Maaf, aku ga
sengaja. Jujur, aku sayang kamu melebihi rasa sayang ku ke Afad dulu.
Beneran. Mungkin kamu ga percaya. Den, aku ajak kamu kesini karna aku
mau ini jadi malam terakhir yang paling indah di dalam hidupku sebelum
aku meninggalkan ...... "
" Mustika ! jaga omongan kamu ! jangan
ngomong gitu ! hidup kamu masih panjang , please . aku belum siap ! "
Adden menghentikan kata2 Mustika.
" aku tau itu. Peluk aku erat
Den, ini mungkin kali terakhir kamu memeluk aku. Sekali lagi, maafin aku
jika aku punya kesalahan. Maaf Adden, jika aku terpaksa meninggalkanmu.
Aku harap kamu dapat melupakanku. Dan merelakan diriku. Aku tau mungkin
kamu belum siap dengan ini semua, tapi yakinlah, banyak cewek diluar
sana yang ingin kan dirimu. percaya padaku, aku akan merindukan dirimu
disana ! " Mustika melepaskan pelukannya. Airmata mulai membasahi wajah
mulusnya itu, tapi dia masih tetap tersenyum.
" i ... i ...
loo... love .. you .. Ad.. den ... Elfarizy ... " tiba2 Mustika sesak
nafas. Ntah apa yang telah terjadi. Mungkin memang tadi pelukan terakhir
Mustika & Adden.
" Mustika !! jangan gini .. Mus !! bangunn
!! " Adden menguncangkan tubuh Mustika. mata Mustika tertutup. Adden
nangis tak terhingga, dia memang belum siap menerima kenyataan ini.
Adden terus menerus menyium dan memeluk Mustika. Dia juga tak berhenti
menguncangkan tubuh Mustika berharap Mustika masih hidup dan akan sadar
kembali tapi, kenyataan berpihak lain.
" MUSTIKAAAAAAAAA !!!!! I WILL MISS YOUUUUUUUUUU !!!!! "
The End !
0 komentar:
Posting Komentar